Aku
memendammu jauh..
Jauh di sini..
Di tempat yang hanya aku dan Dia yang tau..
Atas segala harap dan inginku..
Yang sering aku detakkan bersama degup jantung ini..
Yang sering aku denyutkan bersama denyut nadi ini..
Biarlah ia menjadi sesuatu yang terkubur, hingga suatu saat aku bisa lupa bahwa aku pernah
mati-matian membenamkanmu di sini..
Agar aku lupa bahwa aku pernah menjadikanmu harapan untuk masa depanku..
Wednesday, February 08, 2017
Pendar Kelabu
Pendar
yang mulai kelabu..
Yang mulai mengelam..
Aku bagai tersesat,jauh..
Di lubuk yang dalam..
Entah,,
Bagaimana caranya agar aku mampu menembusmu dengan mudah..
Semudah cahaya yang merasuk dari sela-sela ranting daun itu..
Yang mulai mengelam..
Aku bagai tersesat,jauh..
Di lubuk yang dalam..
Entah,,
Bagaimana caranya agar aku mampu menembusmu dengan mudah..
Semudah cahaya yang merasuk dari sela-sela ranting daun itu..
Luar Biasa
Sekuat hatimu bertahan dalam tajamnya kerikil yang menghalangi jejal
langkahmu..
Ingatlah selalu bahwa ada sesuatu yang tersirat yang kelak akan berguna bagimu
dalam menjalani hidup di masa berikutnya..
Entah lebih berat atau lebih ringan daripada ini..
Tak ada yang melulu lurus tanpa belokan,tak ada yang melulu rata tanpa
tanjakan..
Katanya "Hasil luar biasa tak mungkin dilakukan dengan cara biasa"
"Hidup luar biasa selalu diiringi dengan ujian luar biasa"
Jagalah, Untukku
Ku biarkan rasa ini
mengalun..
Pelan dan lembut..
Merasuk pada hati yang mencoba menyabarkan diri selalu..
Selalu hingga sampai pada titik terberat dan yang paling keras..
Menyadari perjalanan ini adalah pilihanNya,tak dapat ku bebaskan ketergantungan
ini walau sedetik..
MembutuhkanNya setiap waktu, pada setiap hujaman itu melukai..
Pada setiap langkah demi langkah hingga satu persatu batas itu terlewati..
Berbicara tentang hingga,tak ada yang mampu menebak kapan ia akan tergenggam
dengan sempurna..
Hanya, dengan kesendirian ini,dengan kesepian ini, Ia mengajarkan bahwa untuk
bertahan tidak cukup bila hanya mengandalkan orang lain..
Karena jauh daripada
itu,diri sendiri adalah kekuatan utama..
Maka Ia akan tambahkan kekuatan dari sisiNya..
Oleh sebab itu,aku mampu berdiri dan tetap melangkah hingga saat ini.
Meski rindu berkali-kali
menyapa..hanya lewat tetes air mata dalam sujud aku bertanya..
"Di manakah dia saat ini?,mohon jaga ya Allah. Untukku"
Kita Tak Lebih
Kita tak lebih dari pengharap yang selalu memandang ke atas untuk
membujuk dan sedikit merayu kepada Tuhan agar dikuatkan pundak untuk memikul
beragam ujian yang datang..
Tak lebih dari peminta,yang senantiasa menadahkan tangan berharap limpahan
kasih sayang..
Tak lebih dari seseorang yang tak mampu berdiri sendiri tanpaNya..
TanpaNya kita bagai pohon tanpa akar,yang tegak tapi rapuh..
Yang tak seimbang dan mudah rubuh..
Tuesday, February 07, 2017
Yang Melayang, Yang Hampir Hilang
Memilih
senyum untuk menutupi luka
Memilih ikhlas untuk akhir dari sebuah perjuangan..
Ketika kesementaraan ini terasa semakin memberatkan
waktu bagai tak bergerak.
Dan kita bagai ombang-ambing di sudut cakrawala..
yang melayang,yang hampir hilang..
Sisa Hujan
Perjalanan
ini tak seindah siluet senja..
Tetapi sebaliknya..
Ia adalah kelam yang pekat..
Yang menelan siang..
Lalu menyisakan hujan..
Di kedua kelopak kita..
Sore Itu
Dan
sore itu,teranglah semua yang terasa abu-abu..
Sembari menyeruput hening denting yang melepas siang..
Sembari menanti siluet dan sunset yang akan menjelang..
Aku membisiki diri dengan harapan yang masih tenggelam..
"Aku merinduimu dalam sepinya penantian ini,aku memimpiimu sebagai sesuatu
yang akan aku cintai kelak di masa depan"
Engkau,yang masih terlalu samar untuk aku pandang..
Namun untukmu,doa terhatur laksana gugur dedaunan di musim semi..
Engkau yang kelak akan mendamaikan segala gelisah..
Di pelukmu aku akan rebah..
Di pelukmu nanti segala lelah berpulang dan hilang..
Calon imam impian..
Adalah Senyummu
Seperti apa?
Seperti mentari pagi ini,yang hadirnya memberi kehidupan baru..
Memberi warna baru dalam tiap lembar kanvas yang sudah dibalik..
Yang dengannya senyum kembali ringan,kembali bernada..
Yang hangat,yang memukau..
Alasan yang membuat syukur itu terhatur berkali-kali..
Adalah Senyummu..
Saturday, February 04, 2017
Abrar, Anakku
Bunda bilang dunia sekarang semakin buruk, banyak hal terjadi dan sedikit yang berani tegas. Begitu katanya, hari-hari dia sering membisikiku untuk kelak menjadi anak yang baik. "Jangan seperti itu nanti ya, Nak", katanya. Untuk saat ini, aku hanya bisa diam mendengar nasehat itu. Sebab perkara semacam itu sama sekali belum aku mengerti. Aku sekarang, yang baru satu tahun ini baru bisa berjalan, berlari, berbicara sepotong-sepotong, berteriak, menangis, tertawa, dan melakukan beberapa hal kecil lain seperti berlari mengejar pintu ketika pintu baru saja terbuka. Atau menunjuk ke langit apabila mendengar deru pesawat lewat.
Ya, aku memahami kekhawatiran bunda. Mengingat saat ini, dunia memang begitu mencemaskan baginya, bagi umi, dan juga abi. Kecemasan itu tentu tertuju untukku, untuk dajid, untuk kak yha dan juga untuk anak-anak lainnya. Kata bunda banyak orang tua sekarang terlalu memanjakan anaknya. Memberikan fasilitas melebihi batas umurnya, sehingga banyak anak-anak yang cepat dewasanya.
Aku tau, pasti mereka mempersiapkan banyak hal untuk menunjang pertumbuhanku. Memilih berbagai metode yang pas untuk menutrisi moralku. Karena sekarang sindrom moral adalah yang paling populer. Aku pun mulai mencemaskan diriku sejak sekarang. Semoga kelak aku bisa menjadi anak sholeh, terhindar dari ketakutan-ketakutan bunda, umi, dan abi. Tumbuh menjadi anak yang cerdas, berprestasi, berpendirian, dan bertakwa. Itu saja. Semoga Allah menjagaku, menguatkan aku menghadapi kehidupan yang semakin hari semakin mencekam ini. Aamiin.
Ya, aku memahami kekhawatiran bunda. Mengingat saat ini, dunia memang begitu mencemaskan baginya, bagi umi, dan juga abi. Kecemasan itu tentu tertuju untukku, untuk dajid, untuk kak yha dan juga untuk anak-anak lainnya. Kata bunda banyak orang tua sekarang terlalu memanjakan anaknya. Memberikan fasilitas melebihi batas umurnya, sehingga banyak anak-anak yang cepat dewasanya.
Aku tau, pasti mereka mempersiapkan banyak hal untuk menunjang pertumbuhanku. Memilih berbagai metode yang pas untuk menutrisi moralku. Karena sekarang sindrom moral adalah yang paling populer. Aku pun mulai mencemaskan diriku sejak sekarang. Semoga kelak aku bisa menjadi anak sholeh, terhindar dari ketakutan-ketakutan bunda, umi, dan abi. Tumbuh menjadi anak yang cerdas, berprestasi, berpendirian, dan bertakwa. Itu saja. Semoga Allah menjagaku, menguatkan aku menghadapi kehidupan yang semakin hari semakin mencekam ini. Aamiin.
Thursday, October 06, 2016
Yang Misteri
Aku mengartikan hidup sebagai sesuatu yang sangat misteri. Keadaan yang berubah dan berganti tanpa bisa dikendalikan. Waktu yang berlalu dan hari yang berganti, berbeda suasana di setiap keadaannya. Masih ingat dengan pengharapan-pengharapan di waktu yang lalu, yang begitu kokoh dan kuat. Namun, saat ini seolah melebur dan memudar. Apa yang harus aku lakukan dengan semua ini?. Aku yang tidak bisa mengendalikan setiap peristiwa dan alur Tuhan. Memilih menjalani, tetapi tetap menjadi sesuatu yang terpikirkan setiap saat.
Huh, terkadang ingin mengeluh capek. Capek dengan semua ini, tapi apakah pantas kata itu aku ungkapkan?
Mengapa aku harus memposisikan diri seperti menjadi orang yang tidak berTuhan. Bukankah itu adalah hal yang sangat jauh dari kebaikan. Uhmmm, saat ini, saat hati terasa jauh tak menentu, hanya mampu memohon kepadaNya untuk meneguhkan hati ini kepada pilihan yang terbaik menurutNya. Apapun itu, bukankah segala yang Ia kehendaki itu adalah yang terbaik?
Monday, August 29, 2016
Lelah
Wednesday, July 27, 2016
Kita Sedang Tidak Dalam Perlombaan
Taukah, berapa banyak air mata yang telah aku guyurkan untukmu?, Berapa panjangnya jalan yang dipenuhi kerikil tajam ku lalui demi sebuah impian untuk bisa hidup bersamamu?. Hidup terkadang seperti sebuah ilusi. Ilusi yang paling ilusi, dan seperti mimpi yang paling fiktif. Hidup seperti menghirup duri-duri hingga terasa kepedihan berkepanjangan. Hidup seperti balon udara yang melayang, mengarungi cakrawala luas tanpa sayap. Siapa sangka bahwa selamanya kita akan melayang, karena bahkan bisa saja kita terhempas ke bumi. Ambruk dan hancur..luluh lalu tak bergeming tanpa kesadaran.
Bila keberadaanmu bagiku sebagai sebuah semangat hidup, adakah keberadaanku bagimu bagai sebuah pelita yang menghidupkan kembali mimpi-mimpimu yang sempat temaram?. Hingga engkau lupa bahwa engkau hampir menyerah. Seperti aku yang kemarin memutuskan untuk pergi, mencoba berlalu dari hidupmu seperti malam yang berlalu dengan membawa bintang-bintangnya. Seperti senja yang hadir sesaat untuk memberimu rembulan. Tetapi bukan pada seberapa keras kita berjuang meyakinkan banyak orang, tetapi lebih kepada seberapa yakin kita untuk bertahan bahwa cinta memanglah alasan mengapa sampai saat ini kita memilih melaju bersama di jalan ini. Dan kita bukanlah orang yang serta merta membuang harapan kepada Sang Maha Cinta. Karena kekuatan dariNya lah, kita mampu berdiri kokoh hingga saat ini. Jika tidak, mungkin kita sudah akan melapuk dan hancur sebagai seseorang yang berputus asa.
Banyak hal dalam hidup ini yang bisa kita ambil menjadi sebuah pelajaran. Pelajaran yang sangaaaaat berharga, hingga kelak bila menua itu adalah sesuatu yang akan berlangsung dengan cepat, kita adalah orang yang telah mempunyai senjata berupa pengalaman sebagai guru. Banyak hal yang orang tidak pahami tentang perjalanan kita, karena mereka hanyalah penonton yang menyaksikan luarnya saja. Namun, kita..kita adalah lakon, yang menjalani, yang mengalami, yang menghadapi. Tidak ada yang lebih paham tentang semua ini daripada kita sendiri. Mereka hanya tidak tau bagaimana terjalnya jalan ini, bagaimana gontainya langkah ini demi meraih sebuah kebahagiaan.
Kelak bila semua berbalik mendukung visi misi kita, maka aku adalah orang yang akan menggenggam tanganmu selamanya. Sebagai sesuatu yang engkau perjuangkan, sebagai sesuatu yang engkau pertahankan, bagaimana mungkin aku akan membiarkan hidupmu menderita bersamaku. Engkau adalah mutiara dari dasar laut terdalam yang aku gapai hanya dengan sirip yang kecil. Aku belum mampu menembusmu hingga ke bagian paling dalam itu. Tetapi ini hanyalah masalah waktu, yang katanya "Ini bukanlah sebuah kompetisi siapa yang paling cepat, tapi ini adalah sebuah perjalanan yang menghargai proses" . Ya, seperti itulah kiranya. Kita sedang tidak dalam perlombaan, kita sedang berada dalam lingkaran hidup dengan perjalanan yang telah diaturkanNya untuk kita.
***
Friday, July 15, 2016
Mimpi
Sekelumit kisah pagi, kala temaram yang berlalu meninggalkan bekas embun bening nan sejuk. Aku masih terperangkap oleh mimpi semalam. Mimpi yang membuatku terpaku lalu luluh dengan tamparan kenyataan yang hadir seperti anak panah yang membuang diri dari busurnya. Mimpi yang indah yang melahirkan petaka di kenyataan. Lalu kemana arah yang harus aku tuju, sedang mimpi ini masih menjerat hari-hariku dengan sangat erat?
Monday, July 04, 2016
Madinatur Rasul
"Tala'al badru 'alaina,min tsaniyyatil wada'..wajabassyukru 'alaina,maa da'a lillahi da'..ayyuhalmab'u tsufiina,ji'tabil amril mutha'"
"Bulan purnama muncul di hadapan kita,dari jalan di sela-sela bukit Wada'. Kita wajib bersyukur karenanya,apa yang dia serukan sebagai seorang da'i adalah untuk Allah.wahai orang yang di utus kepada kami,engkau telah membawa perkara yang ditaati"
Syair ini sering kita dengarkan bukan,ternyata kisahnya adalah ketika Rasulullah diizinkan oleh Allah untuk berhijrah ke Madinah ketika Abu Jahal dan kaum Quraisy berniat untuk mengusir,menganiaya,bahkan membunuh beliau yang disertai dengan pengaruh iblis yang menyerupai laki2 tua.setelah perjalanan panjang dilalui oleh Rasulullah,maka setelah selesai sholat Jum'at Rasulullah memasuki kota Madinah. Sejak saat itulah kota Yastrib dinamakan dengan Madinatur Rasul (kota Rasulullah) yang kemudian diungkapkan dengan Madinah. Pada hari itu,rumah dan jalan bergemuruh dengan pekikan tahmid dan takdis, lalu putri-putri kaum Anshar menyanyikan bait-bait puisi di atas sebagai ekspresi keriangan dan kegembiraan menyambut kedatangan panji islam,amirul mukminin,sang pelita islam pembawa kabar gembira bagi umat muslim..
Subhanallah..
"Bulan purnama muncul di hadapan kita,dari jalan di sela-sela bukit Wada'. Kita wajib bersyukur karenanya,apa yang dia serukan sebagai seorang da'i adalah untuk Allah.wahai orang yang di utus kepada kami,engkau telah membawa perkara yang ditaati"
Syair ini sering kita dengarkan bukan,ternyata kisahnya adalah ketika Rasulullah diizinkan oleh Allah untuk berhijrah ke Madinah ketika Abu Jahal dan kaum Quraisy berniat untuk mengusir,menganiaya,bahkan membunuh beliau yang disertai dengan pengaruh iblis yang menyerupai laki2 tua.setelah perjalanan panjang dilalui oleh Rasulullah,maka setelah selesai sholat Jum'at Rasulullah memasuki kota Madinah. Sejak saat itulah kota Yastrib dinamakan dengan Madinatur Rasul (kota Rasulullah) yang kemudian diungkapkan dengan Madinah. Pada hari itu,rumah dan jalan bergemuruh dengan pekikan tahmid dan takdis, lalu putri-putri kaum Anshar menyanyikan bait-bait puisi di atas sebagai ekspresi keriangan dan kegembiraan menyambut kedatangan panji islam,amirul mukminin,sang pelita islam pembawa kabar gembira bagi umat muslim..
Subhanallah..
Subscribe to:
Posts (Atom)