Thursday, February 09, 2017

Mendekat

Mencoba memahami alur yang ada dengan tetap menahan diri agar senantiasa mampu menjadi sosok yang sabar..
Meski sampai batas yang belum ditentukan..
Meski sore telah berganti senja dan senja telah berganti malam..
Meski yang dirindu belum kunjung mendatangi dalam nyatanya perjalanan ini..
Meski tatih yang selalu berusaha untuk dilangkahkan,
mendekat..
Semakin mendekat..
Dan pastinya mendekat..
Padamu..


Sudahilah dan Tersenyumlah

Dan melangkahlah..
Akan banyak hal baru yang akan kau temui,
yang akan kau rasai.
Sudahilah segala yang memberatkan,
bila semua dapat engkau tepis dengan baik..
Maka tersenyum adalah alasan terbaik untuk membuat hari ini tersimpul pelangi..
Dan bila seandainya engkau ingin memandang kembali ke belakang,
jadikanlah yang telah terjadi itu sebagai sesuatu yang membekas..
Bukan sakitnya,
tapi pelajarannya..
Selamat siang KAMU..


Akhirnya, Jawabannya adalah Pergi


Apa aku harus pergi saja?
Melupakan hati yang hampir jatuh ini..
Karena terlalu sulit bagiku untuk mencoba menggapai dan menjangkaumu dengan sebelah tangan..
Lalu jika ku gunakan kedua tanganku,tangan mana lagi yang akan aku gunakan untuk bergantung..
Bergantung kepadaNya, kepada keputusanNya, kepada jalan pilihanNya..
Tuhan,selamatkan aku dalam rimbunnya belantara ini..

Tempat aku menjelajah dan mencari titik kenyamananku..

Wednesday, February 08, 2017

Hanya Agar Aku Lupa

Aku memendammu jauh..
Jauh di sini..
Di tempat yang hanya aku dan Dia yang tau..
Atas segala harap dan inginku..
Yang sering aku detakkan bersama degup jantung ini..
Yang sering aku denyutkan bersama denyut nadi ini..
Biarlah ia menjadi sesuatu yang terkubur,
hingga suatu saat aku bisa lupa bahwa aku pernah mati-matian membenamkanmu di sini..
Agar aku lupa bahwa aku pernah menjadikanmu harapan untuk masa depanku..


Pendar Kelabu

Pendar yang mulai kelabu..
Yang mulai mengelam..
Aku bagai tersesat,jauh..
Di lubuk yang dalam..
Entah,,
Bagaimana caranya agar aku mampu menembusmu dengan mudah..
Semudah cahaya yang merasuk dari sela
-sela ranting daun itu..

Luar Biasa


Sekuat hatimu bertahan dalam tajamnya kerikil yang menghalangi jejal langkahmu..
Ingatlah selalu bahwa ada sesuatu yang tersirat yang kelak akan berguna bagimu dalam menjalani hidup di masa berikutnya..
Entah lebih berat atau lebih ringan daripada ini..
Tak ada yang melulu lurus tanpa belokan,tak ada yang melulu rata tanpa tanjakan..
Katanya "Hasil luar biasa tak mungkin dilakukan dengan cara biasa"
"Hidup luar biasa selalu diiringi dengan ujian luar biasa"

Jagalah, Untukku

Ku biarkan rasa ini mengalun..
Pelan dan lembut..

Merasuk pada hati yang mencoba menyabarkan diri selalu..
Selalu hingga sampai pada titik terberat dan yang paling keras..
Menyadari perjalanan ini adalah pilihanNya,tak dapat ku bebaskan ketergantungan ini walau sedetik..
MembutuhkanNya setiap waktu, pada setiap hujaman itu melukai..
Pada setiap langkah demi langkah hingga satu persatu batas itu terlewati..
Berbicara tentang hingga,tak ada yang mampu menebak kapan ia akan tergenggam dengan sempurna..
Hanya, dengan kesendirian ini,dengan kesepian ini, Ia mengajarkan bahwa untuk bertahan tidak cukup bila hanya mengandalkan orang lain..

Karena jauh daripada itu,diri sendiri adalah kekuatan utama..
Maka Ia akan tambahkan kekuatan dari sisiNya..
Oleh sebab itu,aku mampu berdiri dan tetap melangkah hingga saat ini.


Meski rindu berkali-kali menyapa..hanya lewat tetes air mata dalam sujud aku bertanya..
"Di manakah dia saat ini?,mohon jaga ya Allah. Untukku"

Kita Tak Lebih

Kita tak lebih dari pengharap yang selalu memandang ke atas untuk membujuk dan sedikit merayu kepada Tuhan agar dikuatkan pundak untuk memikul beragam ujian yang datang..
Tak lebih dari peminta,yang senantiasa menadahkan tangan berharap limpahan kasih sayang..
Tak lebih dari seseorang yang tak mampu berdiri sendiri tanpaNya..
TanpaNya kita bagai pohon tanpa akar,yang tegak tapi rapuh..
Yang tak seimbang dan mudah rubuh..

Tuesday, February 07, 2017

Yang Melayang, Yang Hampir Hilang





Memilih senyum untuk menutupi luka
Memilih ikhlas untuk akhir dari sebuah perjuangan..
Ketika kesementaraan ini terasa semakin memberatkan

waktu bagai tak bergerak.
Dan kita bagai ombang-ambing di sudut cakrawala..
yang melayang,yang hampir hilang..

Sisa Hujan



Perjalanan ini tak seindah siluet senja..
Tetapi sebaliknya..
Ia adalah kelam yang pekat..
Yang menelan siang..
Lalu menyisakan hujan..
Di kedua kelopak kita..

Sore Itu



Dan sore itu,teranglah semua yang terasa abu-abu..
Sembari menyeruput hening denting yang melepas siang..
Sembari menanti siluet dan sunset yang akan menjelang..
Aku membisiki diri dengan harapan yang masih tenggelam..
"Aku merinduimu dalam sepinya penantian ini,aku memimpiimu sebagai sesuatu yang akan aku cintai kelak di masa depan"
Engkau,yang masih terlalu samar untuk aku pandang..
Namun untukmu,doa terhatur laksana gugur dedaunan di musim semi..
Engkau yang kelak akan mendamaikan segala gelisah..
Di pelukmu aku akan rebah..
Di pelukmu nanti segala lelah berpulang dan hilang..
Calon imam impian..

Adalah Senyummu


Seperti apa?
Seperti mentari pagi ini,yang hadirnya memberi kehidupan baru..
Memberi warna baru dalam tiap lembar kanvas yang sudah dibalik..
Yang dengannya senyum kembali ringan,kembali bernada..
Yang hangat,yang memukau..
Alasan yang membuat syukur itu terhatur berkali-kali..
Adalah Senyummu..

Saturday, February 04, 2017

Abrar, Anakku

Bunda bilang dunia sekarang semakin buruk, banyak hal terjadi dan sedikit yang berani tegas. Begitu katanya, hari-hari dia sering membisikiku untuk kelak menjadi anak yang baik. "Jangan seperti itu nanti ya, Nak", katanya. Untuk saat ini, aku hanya bisa diam mendengar nasehat itu. Sebab perkara semacam itu sama sekali belum aku mengerti. Aku sekarang, yang baru satu tahun ini baru bisa berjalan, berlari, berbicara sepotong-sepotong, berteriak, menangis, tertawa, dan melakukan beberapa hal kecil lain seperti berlari mengejar pintu ketika pintu baru saja terbuka. Atau menunjuk ke langit apabila mendengar deru pesawat lewat.
Ya, aku memahami kekhawatiran bunda. Mengingat saat ini, dunia memang begitu mencemaskan baginya, bagi umi, dan juga abi. Kecemasan itu tentu tertuju untukku, untuk dajid, untuk kak yha dan juga untuk anak-anak lainnya. Kata bunda banyak orang tua sekarang terlalu memanjakan anaknya. Memberikan fasilitas melebihi batas umurnya, sehingga banyak anak-anak yang cepat dewasanya.
Aku tau, pasti mereka mempersiapkan banyak hal untuk menunjang pertumbuhanku. Memilih berbagai metode yang pas untuk menutrisi moralku. Karena sekarang sindrom moral adalah yang paling populer. Aku pun mulai mencemaskan diriku sejak sekarang. Semoga kelak aku bisa menjadi anak sholeh, terhindar dari ketakutan-ketakutan bunda, umi, dan abi. Tumbuh menjadi anak yang cerdas, berprestasi, berpendirian, dan bertakwa. Itu saja. Semoga Allah menjagaku, menguatkan aku menghadapi kehidupan yang semakin hari semakin mencekam ini. Aamiin.

Thursday, October 06, 2016

Yang Misteri

Aku mengartikan hidup sebagai sesuatu yang sangat misteri. Keadaan yang berubah dan berganti tanpa bisa dikendalikan. Waktu yang berlalu dan hari yang berganti, berbeda suasana di setiap keadaannya. Masih ingat dengan pengharapan-pengharapan di waktu yang lalu, yang begitu kokoh dan kuat. Namun, saat ini seolah melebur dan memudar. Apa yang harus aku lakukan dengan semua ini?. Aku yang tidak bisa mengendalikan setiap peristiwa dan alur Tuhan. Memilih menjalani, tetapi tetap menjadi sesuatu yang terpikirkan setiap saat.

Huh, terkadang ingin mengeluh capek. Capek dengan semua ini, tapi apakah pantas kata itu aku ungkapkan?
Mengapa aku harus memposisikan diri seperti menjadi orang yang tidak berTuhan. Bukankah itu adalah hal yang sangat jauh dari kebaikan. Uhmmm, saat ini, saat hati terasa jauh tak menentu, hanya mampu memohon kepadaNya untuk meneguhkan hati ini kepada pilihan yang terbaik menurutNya. Apapun itu, bukankah segala yang Ia kehendaki itu adalah yang terbaik?





Monday, August 29, 2016

Lelah

Bolehkah aku katakan bahwa aku lelah?, boleh kan?
Terkadang semua ini terasa berat, terasa membebani..
Ketika semuanya memang tidak mudah bagiku, ketika yang ku lalui selalu jalanan yang berliku..
Bolehkah aku kabarkan?
Aku merasa lelah..
 

Lembar Sajak Template by Ipietoon Cute Blog Design