Sunday, August 26, 2018

Seperti Kehilangan Tinta


Tersebab aku tak biasa tanpamu
Dan tanpamu aku merasa seolah tak bisa
Aku membutuhkanmu
Dalam setiap lembaran hari yang terbuka ini
Begitulah sekiranya bila ketiadaanmu meliputiku
Kertasku seperti kehilangan tinta, lalu cerita apa yang hendak aku tuliskan untuknya..

Thursday, August 16, 2018

Hingga Esoknya Lagi


Pagi kembali kala embun telah pulang
pada dedaunan, ranting, pohon, tanah, bebatuan..
lirih gemerisik angin menyepoi,
dan senyummu adalah lebih hangat dari mentari pagi.
Kepadanya semangat menyambangi hari-hari hingga malam,
hingga esoknya lagi..

Saturday, May 27, 2017

Rapuhnya Aku


telah ku cerna lagi dalam-dalam pahitnya penantian..
di antara gemerlap yang memadam
membuai syahdu pucuk2 sunyi yang ku harap segera menepi
telah ku rasakan lagi sakitnya merindu
di penghujung rapuhku yang hampir menderaikan gerimis..
aku terpaku pada sunyinya malam
menjejaki bayang-bayang semu yang takkan mungkin datang..
biarpun ku buai ia dengan perlahan, takkan berwujud seperti yang ku harapkan..
Tuhan, berilah kekuatan untukku menepis serpihan gundah yang menerpa..!
meredam segala risau..
bumbui aku dengan manisnya iman, agar tak lagi ku rasakan pedihnya penantian..

Nyanyian Kerinduan


Rintikmu wahai hujan
Membulirkan aksara-aksara kerinduan
Pada mentari yang bersembunyi di balik tirai
layap menyusup pada simbol-simbol rasa yang mekar
membaur pada jarak
dan pada dinginnya pagi ini..
bersamamu wahai hujan..
ku turunkan lesu pada sayup-sayup duniaku..


(23 November 2012)

Sepantas Sejuk-sejuk Embun dan Sepatut Derai-derai Hujan


Jenjang waktu membujukku tersenyum
Laun-laun ku temui satu titik dalam kalbu
Membentak ku lebih lembut
Aku liar dalam rindu
Meski ku hadang dengan tangan terbuka tumpukan-tumpukan itu

Temui aku dalam purnama
Ketika peraduan ku benderang dengan suryaNya
Dalam sujud pinta
Ku ingin jadi mawar baginya
 

Hanya itu
Sepantas sejuk-sejuk embun
Sepatut derai-derai hujan
Aku menggantung banyak harap pada ribuan hari yang menantangku sepanjang
Dunia berputar
dan selama nafas masih setia berhembus untuk kita..


(21 Desember 2012)

Saturday, April 15, 2017

Sampai Kapan

Di bawah rundung kicau angin
Dan sesepoi meriah debur-debur ombak.

Ingin ku nyatakan bahwa kelamku beringsut menepi.

Mungkin saja lelah itu menyerah lalu mencoba membunuh setiap sepi yang dulu datang dengan gusar.

Bukankah pondok itu meneduhkan kita dari panas, tetapi terkadang angin pun menghela gerimis untuk masuk mengenai kita.

Ya, bila hidup tak kita maknai dengan sangat bijak, sampai kapan kita harus berpagut dengan gundah sembari ia mengaduk semua rasa yang terkadang menjadikan hati terasa kacau..

Kita berlindung, hanya untuk mencoba bertahan bukan berarti hujan tak akan mengenai kita.. 

Bukan berarti pula panas tak akan menerik ke ubun-ubun kita..

Setiap masa datang dan berlalu begitu saja. Saat ini tak akan sama dengan kemarin..

Esok lebih misteri, lalu haruskah segala yang terlepas itu mesti disesali selamanya?

Kemana Harus Ku Buang Gigil Ini

Pagi yang kembali, berkali-kali..

Melangkah menuju siang, melaju menuju sore, menatih malam..

Hingga bulan tenggelam, tepat di bola matamu..

Dan setelah itu, pagi kembali lagi..

Yang saat ini terasa dingin, namun esok mungkin akan hangat..

Pada waktu yang ditentukan, berkali-kali ia akan kembali..

Lalu, yang membedakan adalah ketika itu pagi kita hujan..

Dan kini pagi kita terasa dingin..

Bila kicauan itu terasa syahdu..

Saat itu tetap aku mencoba memeluk segala rinduku..

Tanpa peduli, beku seperti apa yang tengah mengintai untuk menyergap..

Tak perlu tau apa yang akan terjadi esok hari..

Cukup berusaha untuk membuat pagi yang dingin itu terasa mengikat dengan hangat..

Seperti secangkir teh yang menguap, yang diseruput olehku..


Kala aku tak tau, kemana harus ku buang gigil ini.. 

Mengapa Ia Harus Ada

Kita tak pernah tau sejauh mana waktu mampu menghapus luka..

Bila pertemuan hanya akan menyisakan kenangan, mengapa ia harus ada..?

Hujan Deras pun Tak Dapat Menghapusnya

Setiap orang punya catatan masa lalu
Yang terkadang hujan deras pun tak dapat menghapusnya.

Bahkan meski berkali-kali mengalihkan hidup kepada dunia lain, tak mampu membuatnya benar-benar hilang.

Sebagian dari catatan itu ada yang menjadi penyakit dan sebagian yang lain menjadi penawar..
Petiklah yang baik dan urungkan untuk membunuh diri dengan yang pahit darinya..


Agar senyum yang melengkung ini tak berubah menjadi kesedihan..

Semalam-malamnya

Semalam-malamnya penantian..

Adalah lebih kelam bila tak ada yang diharapkan dari kehidupan..

Adalah lebih guyur daripada hujan yang berlalu tanpa kenangan..

Lalu tatih yang menderap sekalipun tersendat tetaplah melaju tanpa harus menoleh ke belakang lagi..

Untuk sekali lagi, aku belajar memaknai kehidupan dengan sangat sederhana..

Bahwa hati memang kehendakNya, Ia arahkan kemana Ia mau..

Lalu kita,,
Kita hanyalah bagian yang akan menjalankan dengan mencoba menjadi sebaik-baiknya yang menjalani..


Selamat malam kamu..
Penantian yang masih sedang aku perjuangkan..
Jaga dirimu sebaik aku menjagamu di dalam doa ya..! .

Walau Hanya

Biarkanlah.. 

Mengalir dan mengisi.. 

Ruang-ruang yang sepi.. 

Bagai lembayung yang mengukir senja.. 

Walau hanya sekejap..
Walau hanya sesaat..

Seperti Jari Telunjuk dan Jari Tengah


Kesempurnaan memang bukan milik kita..

Selalu saja ada hal yang terkadang kurang berkenan, entah itu disengaja atau tidak..

Niatnya selalu ingin menjadi yang baik, membawa kepada yang baik, mengajak kepada yang baik..

Namun, di perjalanan tidak semua yang direncanakan itu berjalan sesuai jalur yang kita kehendaki..

Lalu, ketika suasana mulai terasa melelahkan..

Satu kata "Terima Kasih", mungkin hanya itu yang bisa ku ucapkan karena selalu mau menjadi tempatku berbagi cerita, berbagi keluh kesah..


Tak segala hal bisa dibagi dengan semua orang, lain halnya dengan kita..
Yang rasanya bukan lagi siapa-siapa, tetapi kita adalah seperti jari telunjuk dengan jari tengah ketika dirapatkan.

Ikhlaskan

Perjalanan hidup memang sulit ditebak..

Hari ini mudah, esok mungkin sulit..

Begitu juga dengan hati manusia, bisa berubah kapan saja..

Hari ini bahagia, mungkin esok bersedih..

Pada prinsipnya, segala yang dipulangkan kepada keikhlasan tidak akan mengecewakan..

Sekuat, sesakit, sesulit apa pun itu..

Bila hati ridho dengannya, semua akan terasa baik-baik saja..

Nikmat yang paling megah dariNya adalah kesabaran..

Kekuatannya terasa ketika orang-orang di sekitar berlaku tidak sesuai dengan apa yang kita pahami,

Maka kala itu ia telah mengambil jalannya sendiri..

Menguatkan untuk tetap tersenyum, karena bagian kita hanyalah yang kecil..

Tak kan mampu mengendalikan orang dengan mudah..


Apalagi hatinya..

Teruntuk Engkau

Dalam hari-harimu yang terus melaju dan bergulir..

Sempatkanlah..

Walau hanya sesaat, untuk sekedar mengingat dan mendoakan aku..

Jadikanlah aku tujuan dan tempatmu berpulang kelak..

Ketika saat ini pertemuan tidak membersamai kita..


Lalu kita mengirim ribuan doa yang sama
KepadaNya..
Semoga segera kita dipertemukan..
Teruntuk engkau yang kelak akan menjadi alasan mengapa senyum-senyum itu harus selalu ada..

Sungguhkah ini Wajar?

Aku menjadikanmu sesuatu yang sewajarnya..

Mengingatmu pun sewajarnya..
Karena tau tak semua yang diinginkan itu harus didapatkan..

Bahkan segala yang sudah tergenggam pun mampu berlepas diri dan pergi..

Ehm.. Terkadang helaan nafas ini terasa sesak..
Dan terkadang terasa berat..
Menatih likuan ini, seperti berjalan di lajur-lajur waktu yang tak berpenerang..

Sungguh pun ada, sebagian dari harap ini tetap berdetak..

Petanda bahwa masih ada ingin, namun disamarkan..


Begitulah..

 

Lembar Sajak Template by Ipietoon Cute Blog Design