Thursday, June 16, 2016

Bayi Yatim itu, Rasulullah



Tak seorang pun yang bersedia mengambilnya sebagai anak susuan. Karena ketika itu, dia adalah seorang yang yatim. Dalih-dalih karena beliau adalah seorang yang yatim, maka imbalan apa yang bisa diharapkan oleh perempuan-perempuan itu (rombongan wanita penyusu bayi) darinya. Sedangkan kala itu tak ada yang diharapkan oleh wanita-wanita itu kecuali imbalan harta dari orang tua bayi. Penolakan demi penolakan terjadi hingga sang kakek memutuskan untuk memboyongnya kembali pulang tanpa memperoleh seorang ibu susuan.
“Demi Allah, aku tidak akan pulang tanpa membawa seorang bayi susuan”, seru seorang wanita penyusu bayi kepada suaminya.
“Aku akan pergi ke rumah bayi yatim itu dan mengambilnya sebagai anak susuan”, kembali ia berkata.
“Lakukanlah! Semoga Allah menjadikan kehadirannya di tengah-tengah keluarga kita sebagai sesuatu yang membawa berkah”, jawab sang suami.
Ia pun kembali membawa bayi yatim itu menuju tunggangannya. Ketika bayi itu dibaringkan di pangkuannya, seolah kedua payudaranya begitu ingin menyusuinya. Bayi itu pun menyusu hingga kenyang, begitu juga dengan bayinya sendiri yang pun ikut menyusu hingga kenyang. Lalu suaminya beranjak memeriksa keledai betina kurus yang sebelumnya mereka tunggangi untuk berangkat mencari bayi susuan. Tak diyana, didapati bahwa keledai itu kini telah berisi susunya hingga keduanya pun bisa meminum susunya hingga kenyang.
Begitu lah Allah menjadikannya rahmat bagi semesta alam. Buah hati Aminah dan Abdullah. Cucu dari Abdul Muthalib dan anak keturunan dari bani Hasyim. Dialah sosok yang dipilihkan oleh Allah menjadi penerang bagi umat Islam di dunia, pembawa kabar gembira, yang jujur lagi amanah. Hingga suatu pagi berkatalah suami dari perempuan itu,
“Demi Allah, tahukah engkau wahai Halimah? Engkau telah mengambil manusia yang diberkahi.”
“Demi Allah, aku pun berharap demikian wahai suamiku.”
Mereka pergi menunggangi keledainya dengan membawa serta Rasulullah kecil. Mereka mendapati keledai betina yang kurus itu mampu menempuh jarak melebihi jarak yang sanggup ditempuh oleh unta-unta yang lain. Maka takjublah para wanita itu. Hingga kemudian mereka melempari Halimah dengan pertanyaan-pertanyaan
“Wahai Halimah, putri Abu Zuaib, bukankah ini keledai yang dulu engkau tunggangi ketika pergi?”
“Benar, Demi Allah, inilah keledainya”, jawab Halimah.
Hingga sampailah mereka di sebuah kampung yang kala itu, tidak ada bumi Allah yang lebih tandus dari itu. Namun, kambing-kambingnya tampak kenyang dan banyak air susunya. Lalu mereka pun memerahnya dan meminum air susunya hingga kenyang, padahal tak satu pun kambing dari orang-orang di sana yang ada air susunya bahkan setetes.
Demikianlah nikmat yang diturunkan Allah kepada Halimah dengan kehadiran Rasulullah di tengah keluarga mereka. Seorang bayi yatim yang kala itu tak ada yang ingin mengambilnya sebagai anak susuan. Begitulah Allah menurunkan keberkahan bagi hamba yang ia kehendaki. Maha besar Allah, dengan segala nikmatNya.
*****

0 komentar:

Post a Comment

 

Lembar Sajak Template by Ipietoon Cute Blog Design