Tuesday, June 14, 2016

Semenjak



Semenjak kau beranjak dengan tidak meninggalkan jejak, hari-hari yang terbuka bagai ruang hampa tak berpenghuni. Mungkin nadi yang berdetak ini tidak cukup untuk memberikan semangat bagi kehidupanku, jika sebagiannya kau yang selama ini mengisi. Selalu ku detakkan pinta kala mata mulai terbuka bahkan ketika bulir yang tertahan ini menggelayut hendak terjun. Terjun bebas ke bagian yang orang lain tak boleh tau tentang ini, justru kesakitan itu bermula dari sini.
Aku yang lebam karena ditampar berkali-kali oleh kerinduan, memilih hanyut dalam kesabaran. Bahwa bila kelak sua tak kunjung menemui kita, mungkin cinta ini adalah teman hidup yang akan aku bawa sampai ragaku bersemanyam dalam kerasnya tanah. Atau bahkan aku harus buru-buru membunuhnya agar tidak ada lagi sisa kesakitan yang akan ku tanggung. Aku tersepoi bahkan oleh angin malam yang seharusnya aku berlindung dalam pelukanmu. Kini aku diterbangkan, melayang mencari jawaban atas kehilangan ini.
Sudahlah, jika kau ingin benar-benar pergi jatuhkan hatimu pada hatinya. Hati yang mungkin lebih suci dari hatiku. Hati yang akan bahagia di kala aku mengerang kesakitan. Jalanan yang berkerikil ini melukai kakiku hingga memar. Lantaran nadamu masih terngiang di tiap-tiap pendengaranku, aku masih menerbangkan harap. Jauh pada masa depan, jika memang tanganmu tercipta untuk mengisi sela jari yang ku punya. Kau pasti akan berlari mencariku.
Semenjak aku kehilangan suaramu, aku bahkan kehilangan dengar. Dengar tentang cinta yang kau ungkap. Mungkin bagimu aku tak berarti. Seperti bayang pagi yang datang tanpa ada sedikit pesan yang aku dapatkan darimu. Aku merasa telah lama suri.

0 komentar:

Post a Comment

 

Lembar Sajak Template by Ipietoon Cute Blog Design